Dokter yang Merawat Pelaku Penyerangan Studio Kyoto Animation Menceritakan Pengalamannya

Portal Jepang Yahoo! News Japan mempublikasikan artikel panjang lebar tentang Takahiro Ueda yakni dokter yang merawat luka Shinji Aoba, pelaku utama dalam penyerangan pembakaran Studio Kyoto Animation pada Juli 2019. Artikel tersebut merinci latar belakang kehidupan dokter tersebut, pengakuan Aoba kepada fasilitas, percakapannya dengan dokter, dan dampak psikologis tersangka selanjutnya.

“Bagaimanapun aku akan mati” ucap Pria yang mengalami luka bakar hingga 90% ditubuhnya, mengatakan hal ini kepada dokter yang menyelamatkan nyawanya. Dia adalah Shinji Aoba, tersangka utama dalam penyerangan pembakaran gedung Studio Kyoto Animation, yang merenggut nyawa sekitar 36 nyawa. Bagaimana dokter Takahiro Ueda, yang bertanggung jawab atas pemulihan dan perawatannya, menangani orang yang dituduh melakukan banyak pembunuhan ini?

Takahiro Ueda mengetahui tentang insiden tersebut di studio pada siang hari tanggal 18 Juli 2019, mendengar bahwa seorang pria menyerang gedung Kyoto Animation, menumpahkan dua kaleng bensin dan membakarnya. Saat itu, Ueda sedang bekerja di unit perawatan intensif di Prefektur Osaka, di Rumah Sakit Universitas Kinki. Seorang dokter veteran dari Pusat Medis Kyoto bertanya berapa banyak orang yang dapat dipindahkan dalam keadaan darurat ini?, dan Ueda memahami keseriusan masalah ini.

Direktur pusat perawatan intensif, yang telah menjalin hubungan persahabatan dengan Ueda, bertanya apakah dia bisa merawat pasien. Kondisinya serius, dan hanya Ueda yang bisa merawatnya. Ueda menceritakan: “Saat itu saya punya intuisi. Saya pikir bisa jadi orang itu.” Pasien tersebut adalah Shinji Aoba, pelaku utama yang tidak sadarkan diri dan seluruh tubuhnya terbakar parah. Saya yakin dia akan mati”. Tapi informasinya bocor, dan semua orang sudah tahu bahwa Ueda adalah penanggung jawab pasien. Serangkaian hari yang berat akan dimulai.

“Setelah saya memberi tahu Kepolisian Kyoto bahwa mereka tidak memiliki harapan lagi dalam hal ini, saya memulai langkah pertama untuk menyelamatkannya.” Ueda ingat bahwa dia pertama kali mengangkat kulit yang terbakar dengan alat bedah. Sementara luka bakar diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, di mana yang ketiga adalah yang terburuk, Aoba menderita luka bakar tingkat tiga di 90% tubuhnya, jadi ekspektasi untuk selamat sangat rendah. “Di kelas tiga, kulit tidak beregenerasi. Pembuluh darah di dermis hangus, menyebabkan masalah sirkulasi. Jika darah tidak bersirkulasi, jaringan akan mati. Ini menimbulkan nekrosis dan racun dari jaringan mati bisa menyebar ke bagian lain.” jelasnya.

Selama insiden Kyoto Animation, Aoba mengenakan fanny pack, yang tebalnya 8 sentimeter persegi menyebabkan sebagian kulit ditubuhnya utuh dalam kondisi yang menguntungkan. Ueda mulai menggunakan segmen terbatas ini untuk mempersiapkan penggantian ke bagian tubuh lainnya. Selama perawatan Aoba, Dokter Ueda tidak dapat tidur tenang, menderita insomnia dan bangun setiap dua jam untuk memeriksa berita yang mungkin bisa diberitahukan kepada pasiennya, terutama pelaku telah meninggal. Jadi waktu berlalu, dan Aoba selamat dari momen terburuk, setelah memulihkan hampir 20% jaringannya.

Kesadaran Aoba kembali setelah operasi transplantasi besar kedua. Dia tidak dapat berbicara karena sedang diintubasi, tetapi ketika mereka bertemu dan Ueda berbicara, Aoba mengangguk. Pada pertengahan Oktober, sekitar tiga bulan setelah kejadian itu, intubasinya dicabut dan dia bisa berbicara. “Awalnya saya hanya mendengar beberapa bisikan, seolah-olah dia lupa bagaimana berbicara,” pada saat itu saya pikir dia belum siap mati ketika dririnya menyerang studio Kyoto Animation.

“Saat itu aku mengira dia juga korban.” Sepertinya dia tidak tahu berapa banyak orang yang telah dia bunuh, saat dia berkata: “Karena aku membunuh dua orang, aku pasti akan dihukum mati.”

Saya menjawab, “Jika Anda tahu bahwa apa yang Anda lakukan itu salah, maka Anda harus menghadapi konsekuensi dari tindakan Anda. Pertama Anda harus menerima apa yang telah dilakukan dan kemudian membayar dosa-dosa Anda, saya akan membantu Anda melakukannya. Saya adalah dokter Anda dan saya dapat meyakinkan bahwa Anda tidak dapat melarikan diri lagi dan tidak punya tempat untuk bersembunyi,” tandasnya.

Ueda berbicara dengan Aoba dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Menurut keterangannya, Aoba adalah orang yang depresi karena tidak lagi dianggap oleh keluarganya, jadi menurut saya itu bukti kuat ia melakukan semua ini.

Dia tidak bisa belajar dan hidup karena keluarganya menolak dia. Namun, dia bisa lulus dari sekolah menengah karena diiringi pekerjaan paruh waktu, tetapi itu semua tidak bertahan lama saat Kebangkrutan melanda Lehman Brothers. Dia menghabiskan dua tahun menulis novel atau melakukan sesuatu, karena dia selalu suka menulis, dan dia melamar pekerjaan baru, tetapi ditolak. Pada saat itu, dia mengira tidak ada cara untuk bertahan hidup lagi, dan dalam keputusasaannya dia menyimpulkan bahwa sebuah drama Animasi Kyoto telah menjiplak idenya. Dipenuhi dengan amarah dan frustrasi, dia menyalakan api. Mungkin jika seseorang mendatanginya dan mendengarkannya, keadaan akan sangat berbeda” kata Ueda.

“Tugas kami sebagai dokter adalah menyelamatkan nyawa, bukan menghakimi mereka. Latar belakang mereka tidak masalah, kami bukan petugas untuk menegakkan keadilan, itu bukan tugas kami” pungkas Ueda. Aoba dipindahkan dari rumah sakit pada pertengahan November, setelah menyatakan bahwa kini dia telah selamat.

Setelah kepergiannya, Ueda menghampirinya dan bertanya: “Anda menyebutkan bahwa hidup itu tidak layak untuk dijalani, tetapi setelah empat bulan berbicara dengan saya, bagaimana menurut Anda sekarang?” Dalam hal ini, Aoba hanya menjawab: “Saya harus berubah. Tampaknya mustahil memberi tahu kebenarannya kepada mereka, hanya khayalanlah yang dapat memberitahu orang yang sama sekali tidak dikenal dapat berbicara dengan seorang penjahat seperti saya. dan dia pergi.”

Pengobatan Aoba mungkin sudah berakhir, tapi konsekuensinya bagi Dokter Ueda terus berlanjut, karena gangguan tidurnya belum juga sembuh. Beberapa dokter lain di rumah sakit menyatakan bahwa seorang dokter kadang-kadang menanggung sebagian dosa pasiennya. Dalam suatu kesempatan, muncul sebuah pertanyaan tentang apakah saya akan kembali menjadi dokter di kehidupan lain, Ueda menjawab sambil tersenyum, ‘Mungkin, itu menyenangkan.’