Manga dan Anime Diyakini Mendorong Pelecehan Terhadap Anak di Bawah Umur

Arikel yang diterbitkan oleh sebuah portal besar The Vice, menjadi populer di kalangan pengguna sosial media disebabkan pembahasan mengenai pengeksploitasian seksual anak di bawah umur yang dilakukan di media hiburan khususnya manga dan anime. Tindakan tersebut diyakini sebagai sebuah bentuk pendorongan pelecehan anak.

Eksploitasi seksual yang kerap dilakukan di dalam manga dan anime tak lain seperti anggota tubuh para gadis kecil yang dibuat jauh lebih besar dibandingkan yang seharusnya. Di sejumlah negara, larangan mengenai hal ini di dalam berbagai media telah dilarang. Namun, sangat disayangkan bahwa Jepang belum menerapkan hal tersebut dalam industri manga dan anime.

Di sisi lain, sebuah cuitan di twitter menunjukan kontradiksi dengan apa yang dibagikan oleh The Vice. Melalui akun @/rayforcegame, diungkapkan bahwa artikel tersebut terlalu memojokkan manga dan anime yang didasarkan pada ansumsi. Selain itu, sang penulis artikel pun tidak melakukan riset dan kekurangan bukti konkret atas hubungan kasus pelecehan anak di anime dan manga dengan peningkatan kasus di dunia nyata.

Baca juga: Mangaka Act-age Ditangkap Karena Dugaan Melakukan Pelecehan Terhadap Anak di Bawah Umur

Berdasarkan pernyataan mahkamah agung AS di tahun 2002, disebutkan bahwa tidak ada bukti yang menunjukan hubungan sebab-akibat antara pelecehan anak secara nyata dengan apa yang ditampilkan di gambar virtual atau media serupa.

Bukti lainnya disusul dengan catatan kasus pembunuhan 4 gadis di bawah umur oleh Tsutomo Miyazaki pada tahun 1989. Melalui hasil investigasi, tidak ditemukan majalah, manga, anime atau apapun yang mengarah pada media yang menujukan pelecehan anak di bawah umur.