Author Fire Force Tanggapi Kritik Soal Fanservice Dari Pembaca?

Bukan sesuatu yang baru lagi bila manga Enen no Shouboutai (Fire Force) milik Atsushi Ookubo sering kali menuai banyak kritikan di media sosial. Tepatnya banyak diantara penikmat manga atau anime mengkritik atas fan service yang dianggap berlebihan, terutama oleh salah satu karakter dalam karya tersebut, Tamaki Kotatsu.

Melihat chapter terbaru Fire Force, beberapa fans merasa tersindir dan menganggap sebenarnya sang mangaka secara tidak langsung menanggapi kritik yang sudah lama terdengar tersebut melalui sebuah panel di chapter manga miliknya.

https://twitter.com/sneakyyyyz/status/1432726387685724179?s=20

Sudah menjadi hal lumrah di Free Force ketika Tamaki dengan tiba-tiba melakukan fan service kepada pembaca. Alih-alih senang dengan fanservice yang didapatkan, pembaca justru mengeluh dikarenakan hal itu terjadi terlalu sering bahkan di bebarapa adegan serius sehingga hal itu mengganggu mereka.

Dalam Chapter 280, sebagian pembaca meyakini bahwa panel di bawah ini merupakan tanggapan Ookubo terhadap kritikan yang terus ia dapatkan. Walaupun sebenarnya teks tersebut adalah bagian dari konten pada chapter 280.

“Aku muak dengan keluhanmu! Jika kamu sangat benci dengan hal mesum, maka aku punya sesuatu untuk ditunjukkan!”.  “Siapa yang peduli dengan apa yang dikatakan masyarakat?! Inilah aku! Akan menyelamatkan dunia dengan kekuatan daya tarik seks!”

Berikut merupakan kritikan yang kembali didapatkan Ookubo dalam chapter terbaru miliknya.

“Tamaki baru berusia 17 tahun loh, hanya memberi tahu.”

“Katanya sih Fire Force hampir tidak memiliki fan service guys”

“Style Tamaki diambil dari Rock Lee?”

“Semakin kekurangan pakaian maka semakin kuat”

“Ahh, aku paham. Pakaian yang ringan membuat karate tidak mungkin terjatuh lagi. Character development.

“Rock Lee”

“Ayo terus lepaskan pakaian dan jadilah manga hentai”

Free Force menceritakan sebuah dunia dimana manusia berubah menjadi mahluk yang ganas atau disebut Infernals. Selain ganas, mereka memiliki kemapuan untuk memanipulasi pikiran dan mengendalikan api. Untuk menanggap hal ini, sekumpulan orang yang terdiri dari angkatan bersenjata, badan pertahanan dan gereja suci dikumpulkan untuk menajadi the Special Fire Force.