Melalui portal resmi milik majalah Weekly Playboy, baru-baru ini Shueisha membagikan artikel mengenai efek dari pembajakan industri manga, munculnya beberapa situs khusus, dan lompatan dari pembajakan digital untuk edisi cetak didistribusikan secara ilegal di media elektronik.
Sebuah portal manga illegal Mangamura dengan cepat menyebar di jejaring sosial dikarenakan para pengguna dapat membaca berbagai manga dengan gratis. Namun, tahukah bahwa situs ini telah memberikan kerugian untuk industri manga sebesar lebih dari 320 miliar yen (42 triliun IDR) serta menghasilkan pendapatan melalui iklan lebih dari puluhan juta dolar?
Menanggapi pertumbuhan pesat dalam pembajakan ini, para penerbit mulai bertindak tegas dengan mengajukan pengaduan pidana pada Mei 2017 dan pada April 2018 portal Mangamura resmi ditutup. Sementara Michimi Hoshino, sosok dibalik portal tersebut, ditangkap pada September 2019 atas tuntutan pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta dan tepat pada 2 Juli lalu, administrator dari portal tersebut dijatuhi hukuman 3 tahun penjara serta denda sebesar 72 juta yen (9,4 miliar IDR) atas tuntutan pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta dan kejahatan terorganisir.
Walaupun demikian, nyatanya masih banyak situs manga illegal yang menjamur di jejaring sosial. Para penggemar menggunakan pengetahuan mereka untuk melakukan pembajakan ini. Portal illegal yang lekat dengan ‘virus’ seolah-olah menjadi hal yang normal bagi pengguna internet dan merupakan suatu hal yang tidak seharusnya ditakuti saat ini dikarenakan Mangamura mampu mengemas pembajakan secara terorganisir.
Baca juga: Atsushi Ito Sebut Pembajakan Manga Semakin Tidak Terkendali
Dari 3 situs besar pembajakan, Vietnam menduduki posisi kedua sebagai penyumbang pembajakan terbesar.
“Pada tahun 2006, kelompok Tiongkok “Hanka-gumi ”ditahan oleh polisi di sembilan prefektur Jepang. Mereka datang ke Jepang sebagai mahasiswa asing dan mendistribusikan manga bajakan, majalah, game, dan musik dari dalam Jepang. Kami menduga, seperti dalam kasus ini, jumlah orang Vietnam yang pernah belajar atau bekerja di Jepang dan memperoleh pengetahuan tentang situs produksi dan manajemen manga serta distribusi juga meningkat.” Komentar seorang perwakilan.
Telah beredar lebih dari 600 situs internasional yang membagikan pembajakan manga ke dalam berbagai bahasa asing. Dalang dibalik pembajak mampu membayar seorang penerjemah, programmer untuk jejaring sosal hingga memberikan kerusakan terhadap industri manga yang sangat besar.
Parahnya, pembajakan saat ini tidak dilakukan hanya dalam versi jejaring social namun turut dlakukan dalam versi cetak. Berikut merupakan pembajakan kompilasi volume dari manga Kimetsu no Yaiba. Pemabajakan ini dilakukan dengan mengambil versi pindaian dan jauh lebih tipis dibanding asinya. Melihat kualitas kertas yang digunakan, diyakini bahwa volume bajakan ini dijual di Amazon dan Mercari.

