Rui Tsukiyo Beberkan Motivasinya Menulis Redo of Healer

Dalam sebuah kesempatan, author Redo of Healer (Kaifuku Jutsushi no Yarinaoshi) diundang oleh Youtuber The Anime Man untuk mengulas apa saja yang belum diketahui terkait karyanya dan motivasi apa yang membuatnya menuliskan cerita seperti itu. Disini Rui Tsukiyo tampil dengan kostum supaya identitas aslinya tetap tertutupi.

https://twitter.com/SpookyWebtrash/status/1396201673429823490

Segmen dimulai dengan sebuah dialog sebagai berikut:

  • TAM: Anda membuat postingan di Twitter yang mengatakan “Saya terkejut Redo of Healer berhasil menarik penonton wanita yang relatif tinggi.” Tahukan anda mengapa rasio ini begitu tinggi?. Padahal ceritanya lebih tertuju pada laki-laki, jadi saya pikir mereka akan menjadi penonton utamanya.
  • Rui Tsukiyo: Mungkin wanita juga menyukai konten seksual. Maksud saya, apakah Anda pernah membaca manga penerbit DTS?
  • TAM: Tidak
  • Rui Tsukiyo: Perlu anda ketahui, bahkan karya tersebut lebih erotis daripada To Love-Ru.
  • TAM: Benarkah?
  • Rui Tsukiyo: Ya, di dalamnya penuh dengan adegan s*x. Izinkah saya memberi anda skenario umum dari sana. Contoh anda memiliki wanita yang cemburuan, lalu menyudutkan pria terkemuka dan memaksanya untuk melecehkannya. Tidakkah anda berpikir bahwa wanita senang membaca tentang pemerkosaan?

Pertengahan menit, author beberkan motivasi tentang bagaimana dia mempersiapkan diri ketika mengetahui bahwa Redo of Healer akan menjadi begitu kontroversial ketika diadaptasi menjadi anime.

  • TAM: Apa yang memotivasi anda untuk menulis cerita seperti ini?
  • Rui Tsukiyo: Saya sengaja menulis sesuatu yang saya tahu akan laku. Ada situs bernama Shousetsuka ni Narou, dimana disana ada banyak pengguna menunggah novel mereka dan entri paling populer di situs tersebut adalah tentang balas dendam. Karena saya melihat cerita seperti itu sangat populer, saya juga berpikir kalau saya bisa menulisnya sendiri. Namun, cerita itu terlalu mainstream, karena di dalamnya mereka terus berbicara tentang balas dendam dan akhirnya selesai sekitar dua atau tiga chapter dengan akhir protagonis yang rusak karena harem. Setelah membacanya, saya berpiki: “Saya bisa menulis sesuatu yang jauh lebih intens daripada ini.”
  • TAM: (Tertawa) mereka tidak memiliki cukup ide membuat cerita balas dendam.
  • Rui Tsukiyo: Saya bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana saya bisa mendorong cerita seperti ini hingga batasnya? atau mungkin saya bisa membuat cerita balas dendam yang tidak berakhir dalam beberapa chapter?” Kelihatannya cukup rumit, tetapi karena saya sangat suka menulis cerita seperti ini, Redo of Healer kemudian lahir dari keinginan untuk membuat cerita balas dendam yang ekstensif.