Ini Alasan Mengapa Beberapa Mangaka Wanita Menggunakan Nama Pena Pria

Dibalik popularitas luar biasa dengan ratusan perusahaan yang sedang menjalankan kampanye kolaboratif dan meluncurkan produk edisi terbatas berdasarkan manga terpopuler “Kimetsu no Yaiba”, menyimpan banyak pertanyaan yang masih belum berhenti dibicarakan oleh penggemar bahwasannya mangaka seri ini sebenarnya adalah wanita. Dan mengapa hal ini menjadi permasalahan di Jepang? Berikut alasan beberapa mangaka menggunakan nama pena pria.

Koyoharu Gotouge gunakan buaya berkacamata sebagai avatar penutup privasi

Ini Alasan Mengapa Beberapa Mangaka Wanita Menggunakan Nama Pena Pria

Koyoharu Gotouge, lahir pada tahun 1989 di Prefektur Fukuoka dan saat ini berusia 31 tahun. Memulai untuk membuat manga pada usia 24 tahun dan terus belajar sampai pada akhirnya dia mulai menerbitkan manga Kimetsu no Yaiba. Sampai saat ini, penggemar karyanya masih belum mengetahui identitas maupun jenis kelaminnya, ia menggunakan avatar seekor buaya berkaca mata untuk melindungi privasinya.

Di balik itu semua tentu ada hal yang tidak boleh penggemar tahu dari dirinya, akan tetapi beberapa situs majalah di Jepang mulai penasaran dan mengklaim bahwa mangaka Kimetsu no Yaiba adalah seorang wanita. Menurut dugaan, karena keadaan keluarga dia tidak bisa melanjutkan aktivitasnya sebagai penulis apabila identitasnya diungkap.

Beberapa orang tidak membaca manga yang ditulis oleh seorang wanita

Ini Alasan Mengapa Beberapa Mangaka Wanita Menggunakan Nama Pena Pria

Beberapa orang mengatakan bahwa sebuah karya yang ditulis oleh seorang wanita itu sangat jelek dari segi penggambaran, visual, dan ceritanya. Dan mereka juga mengungkapkan bahwa sebagian penulis manga NNN adalah seorang wanita. Maka dari itu apabila ada banyak adegan seksual di dalam sebuah manga, itu berarti pembuatnya adalah seorang wanita.

Tentunya kita tidak bisa memihak satu permasalahan saja karena itu belum bisa membuktikan kalau penulisnya adalah perempuan. Faktanya ada begitu banyak mangaka dan penulis perempuan yang menghasilkan karya luar biasa seperti mangaka Fullmetal Alchemist, Whistle, dan Shoot!.

Mengingat mayoritas pembaca manga adalah pria, beberapa bahkan bertanya, “Mengapa wanita membaca manga yang sebenarnya ini ditunjukkan kepada para pria” atau “hanya pria yang tahu apa yang ingin dibaca pria.” Namun, “Sebaliknya, di majalah shoujo, yaitu untuk perempuan, pembaca utamanya jelas perempuan, dan pandangan perempuan hanya bisa diwakili oleh perempuan saja.” Oleh karena itu, banyak penulis yang mungkin dia adalah perempuan, mulai menggunakan nama pena laki-laki.

Nama pena tanpa gender sedang naik daun

Seperti yang disebutkan, sangat umum bagi penulis manga untuk mengambil nama pena dengan unsur laki-laki, namun, saat ini mereka ada yang lebih memilih untuk menggunakan nama netral. Dan nama pena juga menjadi langkah untuk bisa lebih populer di masa depan, biasanya nama yang agak aneh tapi mudah diingat juga bisa membawa pengaruh besar untuk penyebaran sebuah karya di media sosial.

Karena media sosial telah menjadi faktor utama dalam mengubah pandangan pembaca manga, dan penulis wanita bisa dengan cepat menjadi populer. Dan beberapa penulis wanita mengatakakan “menggunakan nama pena pria bisa menghasilkan perasaan yang lebih kompleks” dalam artian karya yang mereka buat bisa dibaca oleh laki-laki maupun perempuan.

Walau begitu, yang memutuskan untuk membaca sebuah karya terlepas dari pembuatnya laki-laki atau wanita itu adalah diri Anda sendiri. Dan untuk lebih menghargai karya orang lain sebaiknya jangan lihat jenis gender penulis, tapi lihatlah karya yang dia berikan kepada kita selaku pembaca.